Pengertian Belajar
Berdasarkan pengertian diatas, belajar merupakan suatu proses dan kegiatan. Belajar bukan merupakan suatu hasil atau tujuan tetapi merupakan proses untuk mencapai tujuan. Belajar bukan mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, belajar adalah mengalami. Hasil belajar bukan merupakan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.
Sejalan dengan perumusan diatas, ada pula tafsiran tentang belajar yang menyatakan bahwa: “belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Perbedaan dengan pengertian belajar ini dibandingkan dengan pengertian belajar diatas adalah pada cara atau usaha pencapaiannya yang menitik beratkan kepada interaksi antara individu dengan lingkungan. Didalam interaksi antara individu dengan lingkungan inilah terjadi serangkaian pengalaman-pengalaman belajar. Pada prinsipnya tujuan belajar itu adalah sama saja, yakni perubahan tingkah laku.
William Burton dalam Hamalik (2001:28) mengemukakan: “a good learning stuation consist of a rich and varied series of learning experienced unified around a vigorous purpose and caried on in interaction with a rich, varied and propocative environment”.
Dari pengertian-pengertian tersebut, ditariklah suatu kesimpualan sebagai berikut:
a) Situasi belajar harus bertujuan. Tujuan merupakan salah satu aspek dari situasi belajar. Tujuan-tujuan belajar harus diterima baik oleh masyarakat. Tujuan dan maksud belajar timbul dari kehidupan anak sendiri. Didalam mencapai tujuan itu, murid akan senantiasa menemui kesulitan, rintangan, dan situasi yang tidak menyenangkan.
b) Hasil belajar yang utama adalah pola tingkah laku yang bulat.
c) Proses belajar terutama mengerjakan hal-hal yang sebenarnya. Dengan kata lain belajar apa yang diperbuat dan mengerjakan apa yang dipelajari.
d) Kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil belajar dipersatukan dan dihubungkan dengan tujuan dan situasi belajar.
e) Murid memberikan reaksi secara keseluruhan.
f) Murid mereaksi suatu aspek dari lingkungan yang bermakna baginya.
g) Murid diarahkan dan dibantu oleh orang-orang yang berada dalam lingkungan itu.
h) Murid-murid dibawa/diarahkan ke tujuan-tujuan lain, baik yang berhubungan maupun yang tidak berhubungan dengan tujuan utama dalam situasi belajar.
1. Belajar Dengan Jalan Mengalami
Pengalaman adalah sebagai sumber pengetahuan dan keterampilan, bersifat pendidikan, yang merupakan satu kesatuan disekitar tujuan murid, pengalaman pendidikan bersifat kontinu dan interaktif membantu integrasi pribadi murid.
Pada garis besarnya, pengalaman itu terbagi menjadi 2:
a) Pengalaman langsung dengan berpartisipasi sesungguhnya, berbuat dan sebagainya.
b) Pengalaman pengganti
1) Melalui observasi langsung:
- Melihat kejadian-kejadian aktual, menangani objek-objek dan benda-benda yang konkret;
- Melihat drama dan pantomimik.
2) Melalui gambar dan grafis
- Melihat gambar hidup;
- Melihat fotografi;
- Peta, diagram, grafik, blue print;
3) Melalui kata-kata
- Membaca;
- Mendengar.
4) Melalui simbol-simbol
- Simbol-simbol teknis, terminologi, rumus-rumus dan indeks.
2. Adanya Tingkah Laku Sebagai Bukti Hasil Belajar
Bukti bahwa seseorang telah belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah lau memiliki unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah, sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Seseorang yang sedang berfikir dapat dilihat dari raut mukanya, berbeda dengan sikapnya dan rohaniahnya tidak bisa kita lihat.
Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek tersebut adalah:
1) Pengetahuan
2) Pengertian
3) Kebiasaan
4) Keterampilan
5) Apresiasi
6) Emosional
7) Hubungan sosial
8) Jasmani
9) Etis dan budi pekerti
10) Sikap.
Apabila seseorang telah melakukan perbuatan belajar maka akan terlihat terjadinya perubahan dalam salah satu atau beberapa tingkah laku tersebut.
TEMPAT-TEMPAT BELAJAR YANG LUMRAH.
- Belajar di Sekolah
- Mengetahui tujuan pendidikan sekolah
- Memiliki sikap terbuka, artinya dapat menerima guru seperti adanya tidak menolak karena benci atau kebetulan sudah mengetahui hal-hal yang sedang diajarkan.
- Harus mempelajari dan menyiapkan alat pelajaran untuk pelajaran esoknya.
- Minat dan perhatian yang penuh dalam menerima pelajaran, hal-hal yang mengganggu konsentrasi belajar hendaknya di hilangkan.
- Bersikap kritis dalam menerima pelajaran. Kritis adalah sikap terbuka dalam menerima pelajaran. Pelajaran itu diterima jika masuk akal.
- Memiliki dorongan dan semangat yang kuat untuk maju. Menunjukan sikap ingin tahu dan ingin menguasai ilmu pengetahuan.
- Menjahui sikap malu dalam bertanya dan berusaha untuk meraih nilai dan prestasi yang setinggi-tingginya dengan mengikuti pelajaran dengan aktif.
- Setiba dirumah diharuskan mengulangi kembali hasil pelajaran yang diterima di sekolah.
- Belajar di Rumah
- Belajar Kelompok
CARA-CARA BELAJAR
- a. Cara Membaca
- Mula-mula pelajari garis besar isi buku yang bisa didapat dalam daftar isi. Sebelum menjumpai daftar isi, biasanya terlebih dahulu dapat dijumpai kata pengantar. Baca dan fahami keduanya sebab membaca keduanya sudah diperoleh garis besar yang termuat dalam buku itu. Selanjutnya halaman berikutnya pendahuluan yang berisi garis-garis besar isi buku secara menyeluruh.
- Selanjutnya bacalah bab demi bab, dan pahami seluruhnya sehingga tidak ada lagi hal-hal yang meragukan.
- Setelah dibaca coba ulangi memahami isi pokok setiap bab. Sesudah itu baca kalimat demi kalimat sehingga dapat deketahui mana yang inti dan mana yang pelengkap. Beri tanda khusus terhadap kalimat inti dengan membubuhi tinta warna dan lainnya.
- Buatlah ringkasan, skema atau yang memudahkan untuk mengingat-ingat.
- Untuk melatih ketajaman fikiran dalam memahami masalah, sebaiknya dicoba menghubung-hubungkan masalah dengan masalah yang lebih luas . hal ini melatih untuk berfikir kretaif.
- Untuk menguji kemantapan penguasaan kita terhadap masalah yang dipelajari, sebaiknya di diskusikan dengan teman-teman.
- b. Memanfaatkan Waktu
dalam Ruang, dan apabila seseorang melakukan kegiatan tertentu pada suatu saat maka artinya berada dalam Waktu, Ruang dan waktu sulit dipisahkan tetapi keduanya dapat dibedakan.
Mengenai waktu perlu lebih diperhatikan bai-baik karena waktu yang sudah tidak mungkun dilewati lagi. Perlu disadari bahwa waktu yang disediakan oleh Allah bagi kita hanyalah selama hayat kita saja. Maka bila diatur waktu kita sejak usia 6 tahun insya Allah hidup kita akan lebih bermakna dan kita akan melakukan yang lebih bermanfaat.
Penyusunan Jadwal Kegiatan Harian
Untuk mengatur kegiatan sehari-hari sebaiknya diatur pembagian waktu yang tersedia. Pembagian waktu ini dilakukan secara garis besar . dan jadwal ini juga tidak bersifat harga mati, sehingga kalau ada kegiatan khusus dan sifatnya temporer dapat dilaksanakan.
CONTOH JADWAL KEGIATAN HARIAN
NO
|
WAKTU
|
KEGIATAN
|
KETERANGAN
|
1
2
3
4
5
|
04.30-06.30
07.00-13.00
13.00-17.30
17.30-22.00
22.00-04.30
|
|
Catatan : |
- Jadwal ini dapat disesuaikan dengan keadaan siswa.
- Pada hari minggu atau hari libur dapat disusun jadwal khusus
- Bagi yang sekolah sore dapat disusun sesuai dengan jadwal sekolah.
- Waktu-waktu istirahat dapat disesuaikan dengan kebiasaan.
- Buatlah jadwal harian anda ……..
|
Agung Budianto