Puluhan guru honorer di Kota Bandung, menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung di Jln Ahmad Yani-Bandung, Kamis (1/8).
Guru yang tergabung dalam Forum Komunikasi Guru Honorer (FKGH) tersebut, menagih uang tunjangan daerah (tunda) yang belum dibayarkan selama tujuh bulan.
"Guru honorer, sudah jengah dengan sikap Disdik Kota Bandung yang sampai saat ini belum juga memberikan kejelasan tentang nasib dana hibah untuk tunjangan guru honorer," ujar Ketua FKGH Kota Bandung Yanyan Herdiyan, Kamis (1/8).
Menurut Yanyan, para guru honorer menggelar aksi unjuk rasa ke Kantor Disdik Kota Bandung karena ingin kepastian kapan tepatnya dana tersebut akan dibagikan. Selain itu, pihaknya pun ingin memastikan calon penerima agar tepat sasaran. Jadi, dana tersebut tidak diberikan kepada mereka yang tidak berhak.
"Kami para guru honorer khwatir, karena terdengar kabar bahwa dari daftar pengajuan penerima tunjangan ini jumlahnya melebihi kuota," katanya.
Yanyan mengatakan, dari informasi yang diterimanya, daftar pengajuan mencapai lebih dari 20.000. Padahal, jumlah yang diajukan hanya 17.250 guru. Mantan Kadisdik Oji Mahroji, kata dia, dalam sosialisasi di SMA 8 Bandung sempat menjanjikan, masing-masing guru akan memperoleh dana Tunda ini.
Setiap guru honorer, kata dia, akan mendapat Rp 300 ribuper bulan dipotong pajak. Tapi, kalau harus mengakomodasi keseluruhan jumlah pengaju yang 20 ribu tadi, maka dipastikan anggarannya tidak akan mencukupi.
Namun, jika mengacu kepada besaran jumlah yang akan diberikan yakni Rp. 300 ribu per bulan, maka akan ada sekitar 3 ribu guru honorer yang tereliminasi. "Yang terpenting, kepastian nama penerima dan prinsip transparansi dapat terjamin," katanya.
Kalau FKGH yang memverifikasi data, kata dia, maka akan menggunakan prosedur uji publik dan cek ricek yang berulang serta terstruktur. Jadi, adanya data ganda serta masuknya oknum yang tidak berhak.
|
Agung Budianto