Salah
satu perbedaan yang cukup signifikan antara Kurikulum 2006 (KTSP)
dengan Kurikulum 2013 yaitu berkaitan dengan perencanaan pembelajaran.
Dalam Kurikulum 2006, kegiatan pengembangan silabus merupakan kewenangan
satuan pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan
silabus beralih menjadi kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata
pelajaran tertentu yang secara khusus dikembangkan di satuan pendidikan
yang bersangkutan.
Meski tidak lagi direpotkan membuat
silabus sendiri (diambil alih kewenangan guru?), seorang guru tetap saja
dituntut untuk dapat memahami seluruh pesan dan makna yang terkandung
dalam silabus, terutama untuk kepentingan operasionalisasi pembelajaran.
Oleh karena itu, upaya telaah (kajian) silabus tampak menjadi penting,
baik dilakukan secara mandiri maupun kelompok (khususnya melalui
kegiatan bedah silabus dalam forum MGMP), sehingga diharapkan para guru
dapat memperoleh perspektif yang lebih tajam, utuh dan komprehensif
dalam memahami seluruh isi silabus yang telah disiapkan tersebut.
Sementara untuk penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (Rencana Kegiatan Harian) tampaknya masih tetap
menjadi kewenangan dari guru yang bersangkutan, yaitu dengan berusaha
mengembangkan dari Buku Babon (termasuk silabus) yang telah disiapkan
pemerintah.
Yang membuat penasaran dan mungkin sering
menggoda fikiran kita, kira-kira seperti apakah RPP yang sejalan dengan
semangat dan prinsip-prinsip pembelajaran yang dikehendaki oleh
Kurikulum 2013? Saya beruntung menemukan sebuah model RPP yang bisa
kita jadikan referensi. Model ini saya peroleh dari komunitas FaceBook Ikatan Guru Indonesia, hasil Seminar Kurikulum 2013 yang diselenggarakan oleh Ikatan Guru Indonesia (IGI) di Surabaya, 17 Maret 2013.
Memperhatikan contoh silabus dan RPP yang
diajukan ini, saya melihat ada nuansa yang berbeda dengan RPP yang
dikembangkan selama ini, diantaranya:
- Langkah-langkah pembelajaran tidak lagi mencantumkan secara eksplisit dan detil tentang siklus eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, tetapi telah terbingkai secara utuh, dengan merujuk pada metode pembelajaran yang dipilih.
- Nilai-nilai dalam pendidikan karakter tidak hanya sekedar “ditempelkan” dalam rumusan tujuan atau langkah-langkah pembelajaran.
- Dan yang paling utama, pendekatan pembelajaran yang hendak dikembangkan telah menggambarkan sebuah proses pembelajaran yang lebih mengedepankan peran aktif siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya. Sementara guru lebih banyak menampilkan perannya sebagai pembimbing dan fasilitator belajar siswa (lihat langkah-langkah dalam kegiatan inti).
Anda ingin mengunduh Model Silabus dan RPP tersebut? Silahkan klik tautan di bawah ini:
|
Agung Budianto